Jumat, 25 Februari 2011

MACAM-MACAM ROKOK MARLBORO


Marlboro, bersama dengan banyak merek Philip Morris lainnya menaklukkan Amerika Serikat pada 1902. Ini adalah tahun ketika Phillip Morris, produsen rokok yang berbasis di London, menciptakan sebuah anak perusahaan New York pada tahun 1902 dengan tujuan mempromosikan beberapa merek rokok terhadap pasar Amerika. Pada tahun 1924 mereka iklan Marlboro sebagai rokok womens bawah slogan "mild as May".
Merek Marlboro yang dijual dengan cara ini hingga Perang Dunia II ketika merek sementara dihapus dari pasar. Pada akhir perang hanya Camel, Lucky Strike, dan merek rokok Chesterfield bertahan dan mengambil posisi yang kuat di pasar rokok.
Marlboro merek muncul kembali di pasar rokok pada tahun 1955, namun kali ini adalah Marlboro baru dengan akhir disaring. Philip Morris, serta perusahaan rokok lainnya mengambil pertimbangan dari beberapa artikel tentang kanker paru-paru disebabkan oleh merokok, yang diterbitkan dalam 50-an. Setiap perusahaan rokok mulai memproduksi rokok filter untuk mempertahankan penjualan yang tinggi.
Dengan cara merek Marlboro dinamai Great Marlborough Street, lokasi pabrik yang asli London. Cabang Philip Morris di Indonesia, PT. Philip Morris Indonesia, membeli 40% saham PT. HM Sampoerna, perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia pada Maret 2005, menaikkan jumlah saham mereka di perusahaan tersebut hingga sekitar 97%.
Dalam olahraga balap, perusahaan ini mensponsori Ferrari dan Ducati.
Di Formula 1, perusahaan ini mensponsori tim Ferrari sejak tahun 1997 setelah berpisah dengan tim McLaren, di MotoGP mensponsori Ducati sejak tahun 2003 setelah berpisah dengan tim Yamaha.

Macam-macam Jenis Rokok Marlboro:
Marlboro Red:


Marlboro Medium:


Marlboro Menthol:


Marlboro Menthol Lights:


Marlboro Lights:


Marlboro Ultra Lights:


Marlboro Mild (Dark Blue):


Marlboro filter flavor plus:


Marlboro Blend No.27:


Marlboro MX4 Flavor:


Marlboro Virginia Blend:


Marlboro Black Menthol:


Marlboro Ice Mint:



Marlboro Smooth:


 Marlboro 72s:


Marlboro Snus Papermint:


Philip Morris USA (Richmond, VA) membuat Marlboro Snus, tersedia dalam peppermint, spearmint dan kaya / ringan rasa tembakau alami.

Marlboro MST (moist smokeless tobacco):

Kamis, 24 Februari 2011

tali jagat

DI tengah ketatnya persaingan industri rokok, Bentoel Group ternyata berhasil membukukan pendapatan yang lumayan besar. Mencapai Rp 2,8 triliun pada semester pertama tahun ini. Kalau dihitung meningkat 37 persen dibandingkan semester pertama pertama tahun lalu. Yang menarik, peningkatan kinerja ini justru diperoleh dari sigaret kretek tangan (SKT) yakni Bentoel Sejati.
Dari data Bentoel Group, segmen Sejati tumbuh paling besar dibandingkan produk lainnya. Mencapai 50 persen. Atau tumbuh sebesar 3,7 miliar batang. Ini berbeda dengan semester tahun lalu yang hanya 2,46 miliar batang. Menurut Corporate Secretary Bentoel, Satrija Budi Wibawa, posisi rokok Sejati kini sudah sejajar dengan ‘musuh-musuhnya’ seperti Dji Sam Soe, Djarum 76 dan Gudang Garam Merah. Padahal, sejak diluncurkan beberapa waktu lalu, rokok tersebut nyaris tidak terdengar. Kini, dimodali dengan promo iklan Sejati yang gencar, penjualan Sejati bahkan melewati penjualan rokok Bentoel sendiri.
Saat ini, untuk memantapkan posisinya atau penetrasi pasar, melalui beberapa anak perusahaan, dibuatlah pabrik PT Bintang Bola Dunia di Desa Ngadilangkung, Kepanjen. Pabrik yang masuk dalam delapan proyek Bentoel tersebut, digunakan untuk memproduksi rokok merek Tali Jagat. “Beberapa strategi dan fokus pada peningkatan kinerja bakal dilakukan di paruh kedua tahun ini. Bentoel Group sudah menyiapkan langkah antisipasi guna penetrasi pasar yang cenderung meningkat dengan mempersiapkan beberapa pusat produksi, salah satunya untuk Tali Jagat ini,” terang Satrija.
Khusus pabrik di Karanglo 2, kawasan dengan total 7,3 hektar tersebut akan menjadi tempat produksi rokok sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Perinciannya, PT Suburaman memproduksi SKM dan SPM dengan total kapasitas produksi 2 miliar batang per tahun, PT Lestariputra Wirasejati dengan total kapasitas 3,1 miliar batang per tahun dan PT PDI Tresno dengan kapasitas produksi 7,6 miliar batang per tahun.
Sementara itu, selain SKT, pasar rokok SKM reguler juga mengalami peningkatan. Bentoel Biru meningkat 35 persen dengan 0,54 miliar batang serta segmen SKM mild naik 3,52 miliar batang atau 24 persen dari tahun sebelumnya. Kondisi berbalik malah dihadapi brand Country yang justru turun 35 persen atau 0,87 miliar batang dibandingkan tahun lalu.
Untuk mendukung kinerja ini, Bentoel Group meluncurkan logo baru bergambar dia ekor singa yang mengapit sebuah mahkota dan perisai bergambar talas. Peluncuran logo ini didasari atas semangat kesatuan dan komitmen bersama dari seluruh kelompok usaha Bentoel untuk mengembalikan kejayaan Bentoel sebagai perusahaan yang dominan di industri rokok Indonesia. (marga nurtantyo)